Tomb Raider: Pencarian Ayah dan Petualangan yang Sexy di Pulau Iblis
by
Irfan Yusmartin
- Thursday, March 22, 2018
Ketika melihat ada film Tomb Raider yang tayang di bioskop, pikiranku langsung melayang ke masa kecil, ketika berhari-hari memainkan game Tomb Raider di PS 2. Ketika itu, untuk menamatkan game Tomb Raider sungguh sangat susah, ditambah keterbatasan pada akses internet, dan ga kepikiran buka youtube dimasa itu. Beruntung, kemarin pacar mau diajak nonton Tomb Raider biar bisa me-Review film Tomb Raider dan Tomb Raider kali ini memang dibuat mirip game, gak kayak Lara Croft: Tomb Raider yang dibintangi Jolie pada tahun 2013, yang agak jauh dari ekspektasi.
Film ini dimulai dengan adegan Lara (Alicia Vikander) yang berlatih MMA, Mix Martial Art. Lara diceritakan menunggak iuran bulanan, kemudian scene Lara menjadi kurir sepeda. Ternyata Lara tak semiskin yang ada di scene awal. Lara ternyata anak pengusaha properti yang kaya raya, tapi 7 tahun sebelumnya ayahnya menghilang. Ada warisan ratusan perusahaan dan rumah semegah kastil Buckingham menanti Lara, tapi Lara ogah menerima warisan itu. Sungguh sindiran keras bagi saya yang masih minta uang jajan pada orangtua
Film ini bagus, sangat bagus. Pencarian sosok ayah, yang gila karena arkeologi dan hilang bertahun-tahun. Orang-orang bilang ayahnya sudah meninggal, tapi Lara tetap bersikukuh bahwa sang ayah masih hidup. Pencarian ayah tadi mengantarkan lara pada petualangan yang apik. Bukan tanpa sebab, action yang gahar, plot yang ada mengalir lancar, CGI yang apik dan tentunya tidak membosankan (Kecuali dipulaunya).
Tokoh Lara memang me-representasikan sosok lara yang ada di konsol game. Bersepada, memanjat tebing, skill bela diri, skill menembak, cerdas dan tentunya skill bertahan hidup dengan optimisme yang tinggi. Tapi sayang, tidak ada gading yang tidak retak, memang. Plot Lara dipulau terasa agak membosankan. Ada scene yang semestinya tidak perlu, namun ini tidak menjadi kendala yang berarti bagi film ini. Film ini tetap terasa mantap hingga bagian akhir, ada ending yang bakal bikin penonton bertanya, "Kok bisa, ya?". Bukan karena tidak masuk akal, tapi membuat para penonton tidak sabar menunggu Tomb Raider 2. Demikian Review Tomb Raider
Tomb Raider (2018)
4/5
![]() |
Neng lara, lara hatiqqq |
Film ini dimulai dengan adegan Lara (Alicia Vikander) yang berlatih MMA, Mix Martial Art. Lara diceritakan menunggak iuran bulanan, kemudian scene Lara menjadi kurir sepeda. Ternyata Lara tak semiskin yang ada di scene awal. Lara ternyata anak pengusaha properti yang kaya raya, tapi 7 tahun sebelumnya ayahnya menghilang. Ada warisan ratusan perusahaan dan rumah semegah kastil Buckingham menanti Lara, tapi Lara ogah menerima warisan itu. Sungguh sindiran keras bagi saya yang masih minta uang jajan pada orangtua
Film ini bagus, sangat bagus. Pencarian sosok ayah, yang gila karena arkeologi dan hilang bertahun-tahun. Orang-orang bilang ayahnya sudah meninggal, tapi Lara tetap bersikukuh bahwa sang ayah masih hidup. Pencarian ayah tadi mengantarkan lara pada petualangan yang apik. Bukan tanpa sebab, action yang gahar, plot yang ada mengalir lancar, CGI yang apik dan tentunya tidak membosankan (Kecuali dipulaunya).
Tokoh Lara memang me-representasikan sosok lara yang ada di konsol game. Bersepada, memanjat tebing, skill bela diri, skill menembak, cerdas dan tentunya skill bertahan hidup dengan optimisme yang tinggi. Tapi sayang, tidak ada gading yang tidak retak, memang. Plot Lara dipulau terasa agak membosankan. Ada scene yang semestinya tidak perlu, namun ini tidak menjadi kendala yang berarti bagi film ini. Film ini tetap terasa mantap hingga bagian akhir, ada ending yang bakal bikin penonton bertanya, "Kok bisa, ya?". Bukan karena tidak masuk akal, tapi membuat para penonton tidak sabar menunggu Tomb Raider 2. Demikian Review Tomb Raider
Tomb Raider (2018)
4/5